Tempat Praktikum : Laboratorium Energi dan Elektrifikasi Pertanian
Waktu : Selasa, 22 April 2014
LAPORAN PRAKTIKUM
ENERGI DAN LISTRIK
PERTANIAN
PROSES PEMBUATAN
BRIKET
Disusun Oleh :
Andi Chandrasa
F14110083
DEPARTEMEN TEKNIK
MESIN DAN BIOSISTEM
FAKULTAS TEKNOLOGI
PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN
BOGOR
2014
PENDAHULUAN
Pembriketan menurut Abdullah (1991)
pada dasarnya densifikasi atau pemampatan bahan baku yang bertujuan untuk
memperbaiki sifat fisik suatu bahan sehingga memudahkan penanganannya. Bahan
yang melalui proses pembriketan disebut briket. Fungsi dari pembutan briket
adalah kemudahan untuk diatur dan disimpan, kemudahan untuk pengemasan dan
transportasi, membuat bentuk yang seragam dan menarik dll.
Proses pembuatan briket memerlukan
perekatan yang bertujuan untuk mengikat partikel-partikel arang sehingga
dihasilkan briket yang kompak kompak. Karakteristik bahan baku perekat untuk
pembuat briket adalah memiliki gaya kohesi yang baik bila dicampur sengan
semikokas atau batu bara, mudah terbakar dan tidak berasap, mudah didapat dalam
jumlah banyak dan murah haraganya dan tidak mengeluarkan bau, tidak beracun dan
tidak berbahaya. Zat pegikat yang paling umum digunakan adalah kanji (Pati
trigu). Pati sagu mengandung 28% amilosa dan 72% amilopektin (Harsanto 1989
dalam Tobing dkk 2007).
Pada umumnya pembuatan briket
haruslah mudah disimpan dengan kualitas yang lebih baik; bahan berupa bahan
padat, kecil-kecil, dan kering; dan mudah digunakan. Bahan-bahan tersebut
seperti limbah pengolahan kayu; limbah pertanian seperti; jerami, sekam, ampas
tebu, daun kering; limbah bahan berserat seperti; serat kapas, goni, sabut
kelapa; limbah pengolahan pangan seperti kulit kacang-kacangan, biji-bijian,
kulit-kulitan. Melihat dari bahan-bahan yang digunakan untuk membuat briket
adlah bahan limbah, sehingga tujuan pembriketan adalah meningkatkan nilai bahan
limbah tersebut, memudahkan dalam transportasi dan penyimpanan serta agar kalor
yang dihasilkan bertahan lama (Bossel 1994 dalam Muslim 2004).
Tujuan
Adapun
tujuan praktikum ini adalah agar mahasiswa dapat:
1.
Mengetahui teknik pembuatan briket.
2.
Mengetahui manfaat briket.
3.
Membandingkan
lama pembakaran briket dengan perlakuan jenis bahan dan beda tekan.
METODOLOGI
Waktu dan Tempat
Lokasi : Laboratorium Energi dan Elektrifikasi Pertanian
Waktu : Selasa, 22 April 2014
Pukul : 9.00-12.00 WIB
Alat dan
Bahan
Alat: Bahan :
-
Baki penampan -
Arang Sekam
-
Alat pencetak briket -
Sekam
Kering
-
Timbangan -
Serbuk Gergaji
-
Alat tulis -
Lem Tapioka
-
Alat pengepres briket
-
Stopwatch
-
Pematik
Prosedur
Praktikum
Prosedur
pelaksanaan praktikum
1.
Mahasiswa mendapat penjelasan dari dosen mengenai praktikum
2.
Kemudian alat dan bahan disiapkan.
3.
Mahasiswa menimbang masing-masing bahan yaitu arang sekam, sekam kering,
dan serbuk gergaji dengan massa 200 gram.
4.
Lem tapioka juga ditimbang dengan massa 200 gram sebanyak 3 kali untuk
masing bahan yang akan diuji.
Note: untuk sekam kering lem ditambah 50
gram
5.
Setelah itu letakkan masing-masing bahan pada baki penampan dan
campurkan dengan lem tapioca serta diaduk hingga merata.
6.
Setelah merata, masing-masing campuran tersebut ditimbang dengan massa
30 gram dan dijadikan bahan briket sebanyak 6 buah.
7.
Kemudian bahan tersebut diletakkan pada alat pencetak briket.
8.
Bahan kemudian ditekan dengan alat pengepres briket. Bahan diberi 2
perlakuan yaitu 3 bahan pertama ditekan dengan tekanan tinggi dan 3 bahan kedua
ditekan dengan tekanan sedang.
9.
Briket yang sudah ditekan diletakkan pada baki penampan untuk
dikeringkan pada sinar matahari selama 2-3 hari hingga kering.
10.
Setelah kering, briket dibakar untuk dihitung lama pembakaran dan asap
yang dihasilkannya.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Tabel 1. Data Hasil Pembakaran Briket
Parameter
|
Arang Sekam
|
Serbuk Gergaji
|
Tekanan Kuat
|
Tekanan Lemah
|
Tekanan Kuat
|
Tekanan Lemah
|
1
|
2
|
1
|
2
|
1
|
2
|
1
|
2
|
Berat (g)
|
14,22
|
14,2
|
12,93
|
12,94
|
14,58
|
14,82
|
15,86
|
17,81
|
Diameter (cm)
|
5,4
|
5,4
|
5,3
|
5,3
|
5,6
|
5,6
|
5,4
|
5,4
|
Ketebalan (cm)
|
1,4
|
1,4
|
1,8
|
2,1
|
2,3
|
2,3
|
3,1
|
2,8
|
Volume (cm3)
|
32,0468
|
32,0468
|
39,6912
|
46,3064
|
56,6205
|
56,6205
|
70,9609
|
64,0937
|
Densitas (g/cm3)
|
0,4437255
|
0,4431
|
0,3257
|
0,2794
|
0,2575
|
0,2617
|
0,2235
|
0,2779
|
Laju pembakaran (kg/s)
|
0,0000079
|
7,889E-06
|
1,781E-05
|
1,782E-05
|
1,691E-05
|
1,719E-05
|
1,687E-05
|
1,895E-05
|
Kadar Air (%)
|
< 10
|
Kemudahan terbakar
|
3
|
2
|
2
|
2
|
Asap yang dihasilkan
|
1
|
2
|
3
|
4
|
Bau yang dihasilkan
|
1
|
2
|
3
|
4
|
Nyala api
|
Lidah atau kerucut
api tidak terbentuk, melainkan bara
|
Waktu untuk terbakar habis
|
30'
|
12' 6"
|
14' 22"
|
15' 40"
|
Waktu untuk terbakar habis (detik)
|
1800
|
726
|
862
|
940
|
Catatan: Pembuatan briket dari bahan sekam tidak
terbentuk sehingga tidak dapat dilakukan pengukuran parameter.
Keterangan
|
|
|
|
|
|
Kemudahan terbakar
|
Asap yang dihasilkan
|
Bau yang dihasilkan
|
1 = Sangat sulit terbakar
|
1 = Sangat sedikit
|
1 = Tidak berbau
|
2 = Sulit terbakar
|
2 = Sedikit
|
2 = Sedikit berbau
|
3 = Cukup mudah terbakar
|
3 = Cukup banyak
|
3 = Cukup berbau
|
4 = Mudah terbakar
|
4 = Banyak
|
4 = Berbau
|
|
5 = Sangat mudah terbakar
|
5 = Sangat banyak
|
5 = Sangat bau
|
Pembahasan
Alat cetak briket
manual memilki fungsi mencetak briket dari bahah oganik, seperti kotoran Sapi
baru, limbah pertanian yang mengandung karbon tinggi seperti: sekam, serbuk
gergaji, jerami, daun-daunan, serbuk arang, serbuk batubara, arang biomasa, dan
arang sekam. Sebagai bahan bakar rumah tangga di daerah pedesaan dengan hasil
cetakan berbentuk silinder (Zuhdi, 2011).
Pada suatu studi dlakukan penelitian mengenai masalah perubahan struktur
makromolekul briket pada tungku pengepresan alat pembuatan briket, dan
menyimpulkan bahwa pengepresan baiknya dilakukan pada kemiringan 90°. (Ndaji
dkk. 1997)
Alat pencetak briket sangat penting dam proses pembuatan briket. Pengaruh
terbesar terletak pada kepadatan dan stuktur briket. Struktur briket atau
bentuk dari briket dalam proses pencetakan berpengaruhnya terhadap pembakaran.
(Liu 2000).
Praktikum
pembuatan briket kali ini untuk membandingkan briket dari arang sekam, serbuk
gergaji dan sekam kering. Pengaruh massa jenis pada briket dapat dilihat pada
hasil pembakaran briket. Briket arang sekam yang mempunyai massa jenis lebih
kecil dibanding massa jenis briket serbuk
gergaji membuat briket arang sekam lebih lama menyala pada proses pembakaran. Kemudahan terbakar
pada proses pembakaran lebih mudah briket arang sekam dibanding briket serbuk gergaji. Pada proses pembakaran briket serbuk gergaji menunjukan lebih banyak asap dan bau dibandingkan serbuk aram
sekam. Hal ini karena pengaruh massa jenis dan jenis bahan briket.
Beda perlakuan
tekanan pada setiap briket juga mempengaruhi lama pembakaran. Briket arang
sekam dengan pembuatan tekanan tinggi lebih lama menyala daripada briket arang
sekam dengan tekanan rendah. Lama pembakaran briket dipengaruhi massa jenis
atau kerapatan briket. Nyala api pada proses pembakaran kedua jenis briket
tidak muncul lidah api atau kerucut api, hanya bara api yang nampak pada proses
pembakaran kedua jenis briket.
KESIMPULAN
Teknik pembuatan briket dengan metode tekan (press) dengan dua jenis tekanan, yaitu tekanan rendah dan tekanan
tinggi membuat kerapatan atau massa jenis briket berbeda. Perbedaan massa jenis
pada briket mempengaruhi lamanya proses pembakaran briket tersebut. Semakin tinggi massa jenis briket maka lama penyalaannya akan tinggi atau berbanding lurus. Manfaat dari pembuatan briket diantaranya yaitu : kemudahan dalam pengolahan biomassa, kemudahan penggunaan,
penyimpanan dan transportasi.
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, K., 1991, Energi dan Listrik Pertanian. IPB-Bogor
Mursalim, W. A., 2004. Pemanfaatan
Kulit Buah Kakao sebagai Briket Arang. Laporan penerapan Ipteks Lembaga
Pengabdian Pada Masyarakat: Universitas Hasanuddin.
Ndaji, Francis E., Butterfield, Ian M., Thomas K Mark., 1997,
Changes in The Macromolecular Structure of Coals With Pyrolisis , Fuel
1987, vol . 76 number 2, pp. 169-177.
Tobing, F. S., Brades, A.C., dan Fachry, A.R. 2007. Pembuatan Briket Bioarang dari Enceng Gondok
(Eichornia crasipessolm) dengan Sagu sebagai Pengikat. Indralaya: Jurusan
Teknk Kimia UNSRI.