Kementerian
Perdagangan melarang penjualan pakaian bekas impor karena berdasarkan
uji laboratorium, pakaian itu mengandung banyak bakteri yang berbahaya
bagi kesehatan. Kementerian Perdagangan mengaku menemukan 216.000 koloni bakteri per gram dalam celana impor bekas.
Temuan
itu berdasarkan uji laboratorium terhadap celana impor yang diduga
terkena bekas menstruasi. Hasil uji tersebut diketahui dengan mengambil
sampel 25 baju dan celana bekas impor dari Pasar Senen, Jakarta.
Pakaian
bekas yang tidak dicuci bersih pun diketahui berisiko membahayakan
kesehatan kulit. Dokter spesialis kulit Ratna Komala mengatakan, yang
paling mudah menular pada kulit adalah jamur.
“Pakaian bekas kan
ada jamur, itu yang dapat menular. Yang berisiko tinggi karena
bakteri-bakteri itu juga banyak sekali dari pakaian dalam,” ujar Ratna
saat dihubungi
Kompas.com, Rabu (4/2).
Infeksi jamur ini
umumnya membuat kulit seseorang terasa gatal-gatal. Bisa juga
memunculkan bercak-bercak putih seperti panu. Jamur tersebut bisa saja
menular ketika mencoba-coba pakaian bekas yang langsung menyentuh kulit.
Jamur
pun tetap bisa menular jika pakaian bekas tidak dicuci dengan bersih.
Jika dibiarkan, penyakit jamur juga bisa menular ke anggota keluarga
yang berada dalam satu rumah.
“Misalnya jamur, dalam satu rumah
bisa ketularan juga. Bisa gatal-gatal, bercak-bercak. Pengobatan bisa
lama sampai dua bulan,” terang Ratna.
Tak hanya itu, pakaian juga
bisa menularkan penyakit herpes, yaitu penyakit kulit yang disebabkan
oleh virus. Penyakit ini berupa gelembung cair seperti cacar pada kulit.
Jika pakaian terkena gelembung cair yang pecah, maka dapat menularkan
kepada orang lain yang juga akan memakai pakaian tersebut. “Bisa
[menular lewat pakaian], terutama
skin to skin contact,” kata Ratna.
Agar tak tertular
Namun,
infeksi terhadap kulit dapat diminimalisir jika mencuci pakaian dengan
bersih sebelum digunakan. “Kalau pakaian bekas harusnya dicuci, direndam
menggunakan air panas hingga 100 derajat celsius untuk mematikan kuman
dan bakteri,” terang Ratna.
Selain itu, cucilah dengan sabun dan
tambahkan cairan antiseptik. Untuk pakaian berwarna putih, bisa
mencucinya dengan ditambah bahan pemutih yang cukup kuat membunuh
bakteri hingga jamur.
Kemudian, wadah mencuci pakaian bekas harus
dipisah dengan pakaian kotor di rumah Anda. Rendamlah dalam satu wadah
dan bilas hingga bersih. Setelah itu, jemur pakaian dan seterika panas
juga dapat membunuh bakteri. Sejumlah cara ini bisa mencegah risiko
penularan penyakit kulit.
Mencuci pakaian dengan bersih pun juga
harus dilakukan jika Anda membelinya di toko pakaian baru. Pakaian baru
seperti celana bisa saja tercemar bakteri jika sebelumnya telah dicoba
oleh berbagai orang sebelum pembelian.
Sebelumnya Ratna
mengatakan, penyakit kulit yang rentan tertular karena menggunakan
pakaian bekas adalah jamur. Kulit bisa terasa gatal hingga menimbulkan
bercak merah maupun putih seperti panu. Bakteri maupun jamur itu
biasanya menumpuk pada bagian lipatan seperti ketiak hingga
selangkangan.
(Dian Maharani, Sumber: Kompas Health)