Gangguan
pendengaran yang terjadi sejak lahir atau bayi bisa berdampak pada
kemampuan berbicara. Sebab, sejak bayi mereka tak pernah mendengar suara
dengan jelas atau tak mendengar sama sekali.
Dokter spesialis THT
Siti Faisa Abiratno mengatakan, masalah gangguan pendengaran banyak
terjadi karena kerusakan rumah siput pada telinga. Sejauh ini, kerusakan
rumah siput sangat sulit diperbaiki dan tidak bisa diobati. Untuk itu,
adanya alat bantu dengar hingga pemasangan implan koklea (rumah siput)
sangat efektif untuk mengatasi gangguan pendengaran.
“Alat bantu
dengar bisa dipasang setelah diketahui bayi memiliki gangguan
pendengaran. Itu bukan alat listrik memberikan iritasi di kulit,” kata
Siti di Cochlear Training and Experience Centre (CTEC), Lebak Bulus,
Jakarta, Sabtu (14/2).
Pemakaian alat bantu dengar pun sama halnya seperti menggunakan kacamata. Dapat dilepas dan dipasang kembali pada telinga.
Namun,
alat bantu dengar harus dipasang oleh ahlinya dan tidak bisa dibeli di
sembarang tempat. Salah membeli alat bantu dengar justru bisa membuat
gangguan pendengaran lebih buruk. Sebab, pemasangan alat bantu dengar
harus diukur sesuai derajat gangguan pendengaran seseorang.
“Kalau beli di tempat tidak benar, seberapa kuat amplifier tidak
diukur dengan betul sehingga bisa merusak telinga. Misalnya menimbulkan
suara terlalu keras yang berlangsung selama dia pake alat bantu dengar
yang salah. Itu bisa membuat pendengaran menurun,” terang Siti yang juga
berpraktek di Laboratorium Audiology A Kasoem, Cikini, Jakarta.
Selain
alat bantu dengar, juga bisa dilakukan operasi implan koklea. Siti
menjelaskan, implan koklea bukan mengganti atau memperbaiki rumah siput,
melainkan hanya mengganti fungsi yang dijalankan rumah siput. Fungsi
rumah siput sangat kompleks.
Implan akan membantu pusat
pendengaran di otak menangkap kata-kata yang kemudian terekam dalam
memori otak sebagai bekal untuk seseorang bisa berbicara.
“Rumah siput bisa melakukan encoding kata-kata. Kalau mengenal suara mudah, tapiencode kata itu tidak mudah. Misal, kata makan sama macan cuma beda C dan K. Kita yang dianugerahi rumah siput bagus, bisa melakukan encoding dengan baik, maka orang menyebut makan, sampai di otak juga kata makan,” jelas Siti.
Implan
telinga terdiri dari dua jenis, yakni internal dan eksternal. Implan
internal atau yang ditanam dalam telinga aman digunakan seumur hidup
kecuali seseorang mengalami benturan hebat di bagian kepala.
Menurut
Siti, kini implan koklea sudah bisa dipasang pada anak usia 1 tahun.
Implan cukup dipasang pada salah satu telinga yang mengalami kerusakan
rumah siput. Harga satu implan pun tak sedikit, yaitu sekitar Rp150 juta
hingga Rp250 juta.
Jika dipasang sejak dini, alat bantu dengar
maupun implan tentunya dapat meningkatkan kemampuan bicara anak. Seperti
Kevin (19) yang mengalami gangguan pendengaran sejak bayi. Pada usia 14
bulan, Kevin menjalani operasi implan pada telinga kanannya. Ia juga
selalu memasang alat bantu dengar.
Kevin akhirnya bisa mendengar
suara dengan jelas, memiliki kemampuan bicara dengan baik seperti
anak-anak yang tidak mengalami gangguan pendengaran. Ia pun mengikuti
pendidikan formal di sekolah umum.
“Sampai sejauh ini enggak
pernah ada masalah. Pakai alat bantu dengar ya, kayak pakai kacamata
aja. Kalau tidur, mandi, berenang, saya copot,” terang Kevin saat
ditemui seusai pembukaan Cochlear Training and Experience Centre.
(Dian Maharani/Kompas.com)