Sejauh mana bahaya penyakit difteri pada anak?
Pemerintah
Kota Padang, Sumatera Barat menyatakan status kejadian luar biasa (KLB)
penyakit difteri. Status itu ditetapkan menyusul ditemukannya satu
orang yang positif menderita penyakit tersebut.
Meski korban difteri pada anak hanya satu orang, tapi hal itu sudah masuk kategori kejadian luar biasa.
Oleh
sebab itu dinas kesehatan setempat diminta untuk segera mengambil
langkah-langkah yang diperlukan mencegah terjadinya penyebaran. Salah
satu dan satu-satunya pencegahan adalah dengan imunisasi DPT.
Difteri pada anak merupakan penyakit yang disebabkan bakteri C. diphtheriae ini
menular melalui cairan dari mulut atau hidung orang yang terinfeksi,
dari jari-jari atau handuk yang terkontaminasi, dan dari susu yang
terkontaminasi.

Gejala penyakit difteri pada anak
berupa sakit tenggorokan, demam, sulit bernapas dan menelan,
mengeluarkan lendir dari mulut dan hidung, dan sangat lemah. Kelenjar
getah bening di leher membesar dan terasa sakit.
Beberapa
dasawarsa lalu penyakit ini merenggut ribuan nyawa, yang selamat pun
akan mengalami kelumpuhan otot dan kerusakan permanen pada jantung dan
ginjal. Saat ini difteri dapat dicegah melalui vaksinasi DPT (Difteri Pertusis Tetanus).
Bila
gejala difteri pada anak di
atas terlihat, segera bawa ke dokter atau rumah sakit untuk dirawat di
dan bila perlu diisolasi dari orang lain guna mencegah penularan.
Di
rumah sakit akan dilakukan pengawasan ketat terhadap fungsi vital
penderita untuk mencegah terjadinya komplikasi. Pasien umumnya akan
diberikan antibiotik, steroid, dan ADS (
Anti Diphteria Serum).
(Sumber: Tabloid Nakita)